Sebenarnya agama
dengan ketentuan dan hokum-hukumya telah dapt membendung terjadinya gangguan
kejiwaan. Akan tetapi realita kondisi hidup tampaknya manusia semakin menjauh
dari agamanya. Keadaan hidup yang seperti ini membawa akibat yang kurang baik
terhadap ketentraman batinnya dan kebahagiaan semakin jauh dari kehidupan. Bahkan
penderitaan akan meliputi kehidupan baik persaan, Pikiran, kelakuan atau
kesehatan jasmani.
Dalam usaha menanggulangi
kesukaran-kesukaran yang diderita manusia, muncullah ahli-ahli dengan teorinya
masing-masing yang semua bertujuan untuk mengembalikan kebahagiaan kepada tiap
orang yang menderita itu. Di antaranya:
1. Teori Psikoanalisa
Tokoh: Sigmund Freud
Menurutnya diperlukan pengetahuan ahli jiwa tentang segala pengalaman
yang telah dilalui oleh penderita. Setelah itu barulah dibuat diagnose dan
kemudian terapi.
2. Terori non Directive Therapy
Menurutnya tiap-tiap individu mampu menolong dirinya apabila ia mendapat
kesempatan untuk itu. Maka perawatan jiwa merupakan pemberian kesempatan bagi
penderita untuk mengenal dirinya dan problem-problem yang dideritanya serta
kemudian mencari jalan keluar.
Dalam usaha untuk mengembalikan
ketentraman batin dan kebahagiaan kepada setip penderita memang bermacam usaha
telah dilakukan dan telah menunjukkan hasil yang lumayan. Akan tetapi suatu hal
yang menjadi pertanyaan kita: apa sebab di Negara yang maju dalam bidang
perawatan jiwa justru banyak penderita gangguan jiwa? Jawabanya, ternyata
mereka telah banyak yang telah meninggalkan hidup beragama atau setidaknya
mereka acuh tak acuh terhadap agamanya.
Dalam menghadapi penderita gangguan
jiwa, disamping merawat mereka secara teknik ilmiah, perlu pula mereka didorong
untuk berusaha menolong dirinya sendiri, terutama melegakan perasaan hatinya. Disamping
merawat mereka secara individual, dapat pula dilakukan secara missal, yaitu
seperti ceramah-ceramah agama dan ceramah-ceramah umum.
0 comments:
Post a Comment