Saturday, September 15, 2012

PERANAN AGAMA DALAM PEMBINAAN MENTAL

Pembinaan mental seseorang hendaknya dimulai sejak kecil. Semua pengalaman yang dilalui ikut menjadi unsur-unsur yang menggabung dalam kepribadian seseorang. Diantara unsur-unsur yang akan menentukan corak kepribadian seseorang kelak adalah nilai-nilai yang diambil dari lingkungan, terutama keluarga. Nilai-nilai itu adalah agama, moral, dan sosial. Apabila waktu kecil banyak didapat nilai agama, maka kepribadiannya akan mempunyai unsur-unsur yang baik. Mental yang hanya terbina dari nilai-nilai sosial dan moral yang mungkin berubah dan goncang itu, akan membawa kepada goncangan jiwa apabila perubahan kemudian terjadi. Kondisi seperti ini biasanya dialami pada usia remaja, diman pertumbuhan dan perkembangan fisik maupun psikisnya mulai berfungsi. Dan sejalan dengan itu, agama pada para remaja menyangkut adanya perkembangan , maksudnya penghayatan para remaja terhadap agama dan tindak keagamaan yang tampak banyak berkaitan dengan perkembangan. Faktor yang menandai perkembangan agama pada para remaja ini adalah: 1. Pertumbuhan pikiran dan mental Sifat kritis terhadap ajaran agama mulai tumbuh. Selain itu, mereka juga tertarik masalah kebudayaan, sosial, ekonomi, dan norma-norma kehidupan lainnya. 2. Perkembangan perasaan Berbagai perasaan telah perkembang pada usia remaja. Perasaan social, ethis, dan estetis mendorong remaja untuk menghayati kehidupan yang terbiasa dalam lingkungan kehidupan agamis akan cenderung mendorongnya untuk lebih dekat dalam kehidupan beragama. 3. Pertimbangan sosial Dalam kehidupan keagamaan mereka, timbul konflik antara pertimbangan moral dan material. Remaja sangat bingung menentukan hal ini. 4. Perkembangan moral Perkembangan moral pada remaja bertitik tolak dari rasa berdosa dan usaha untuk mencari proteksi. Agama dan keyakinan yang sungguh-sungguh kepada Tuhan adalah kebutuhan jiwa yang pokok, yang dapat memberikan bantuan bagi para remaja untuk melepaskan dari gejolak jiwa. Jika keadaan sosial, ekonomi dan politik goncang, maka agama semakin sangat diperlukan karena jiwa yang kosong dari keyakinan agama akan sukar dapat menghadapi kegoncangan-kegoncangan tersebut.

Monday, September 10, 2012

PSYCHOSE

Psychose merupakan penyakit mental yang berat, yang ditandai dengan disorganisasi proses-proses pikiran, gangguan dalam emosionalitas, disorientasi terhadap waktu, ruang, dan person, pada beberapa kasus disertai halusinasi-halusinasi dan delusi-delusi. Ada kekalutan organis, kekalutan fungsional dan kekalutan fungsi-fungsi kejiwaan pada intelegensi, kemauan dan persaan (Kartono, 1989 : 136). Gejala-gejala Psychose Sebagaimana Neurose, Psychose juga menampakkan diri dalam intensitas yang berbeda-beda. Karena itu tidak mudah menetapkan kriteria yang mencakup kasus psychose. Winarno Surakhmad dan Murray Thomas menyebutkan gejala-gejal Psychose, yaitu: a. Penderita tampak tidak mengenal arah dan orientasi waktu serta peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekitarnya. b. Penderita mengalami halusinasi, delusi maupun ilusi c. Penderita dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain d. Penderita tidak menyadari persoalan-persoalan yang dihadapinya sendiri, apalagi mengenai sebab-sebab persoalan.

Sunday, September 9, 2012

KESADARAN MASYARAKAT AKAN PENTINGNYA PERANAN KELUARGA TERHADAP PERKEMBANGAN JIWA ISLAMI ANAK

Anak adalah buah hati belahan jantung, tempat bergantung di hari tua, dan generasi penerus cita-cita orang tua. Pada sisi lain, anak juga merupakan amanat untuk diasuh, dididik, dan dibesarkan sesuai dengan dengan tujuan kejadiannya yaitu mengabdi pada Sang Pencipta. Anak-anak bagaimanapun secara fitrah adlah manusia yang sempurna, dalam arti memiliki potensi yang diperlukan untuk hidupnya terutama potensi akal. “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci, maka kedua orang tuanyalah yang membuatnya Yahudi, Nasrani atau Majusi”.(HR Bukhari) Sebagai manusia, anak juga mengalami perkembangan fisik maupun non fisiknya. Oleh karena itu, pendidikan dan pengasuhan kepada anak ialah dengan memberikan perhatian pada perkembangan anak yang tidak hanya menekankan pada perkembangan fisiknya tapi juga perkembang jiwa anak tersebut. Misalnya dengan member I makanan baik dan halal yang tidak hanya dari segi kesehatan makanan yang baik akan membantu pertumbuhan dan perkembangan fisik anak tapi juga dari segi kehalalannya makanan tersebut diperlukan untuk menjamin perkembangan kepribadian dan jiwa anak. Mengasuh dan mendidik anak khususnya di lingkungan keluarga, memerlukan kiat-kiat atau metode-metode antara lain: 1. Pendidikan melalui pembiasaan Pengasuahan dan pendidikan dalam lingkungan keluarga lebih diarahkan kepada penanaman nilai-nilai moral keagamaan, pembentukan sikap dan prilaku yang diperlukan agar anak-anak mampu mengembangkan dirinya secara optimal. Misalnya memperkenalkan symbol-simbol keagamaan, tata cara ibadah (shalat), bacaan Al-Qur’an dan sebagainya. 2. Pendidikan dengan keteladanan Metode keteladanan memerlukan sosok pribadi yang secara visual dapat dilihat, diamati, dan dirasakan sendiri oleh anak sehingga mereka ingin menirunya. Untuk menunjukkan nilai-nilai agama, termasuk pengamalan agama, terlebih dahulu mengamalkan amalan agama tersebut. Misalnya untuk mengajak anak shalat, terlebih dahulu orang tua mengerjakan shalat kalau perlu berjamaah. 3. Pendidikan melalui nasihat Terkadang anak-anak merasa jenuh, malas, tidak tertarik terhadap apa yang diajarkan, bahkan menentang dan membangkang, orang tua sebaiknya memberikan perhatian, melakukan dialog dan berusaha memahami persoalan-persoalan yang dihadapi anak. Dan juga orang tua diharapkan mampu menjelaskan, memberikan pemahaman yang sesuai dengan tingkat berpikir mereka. Misalnya member nasihat dalam bentuk kisah rasul, sahabat, orang-orang yang beriman atau yang durhaka kepada orang tua cukup baik dan sering lebih berkesan. 4. Pendidikan melalui pemberian penghargaan dan hukuman Penghargaan perlu diberikan kepada anak yang memang harus diberi penghargaan. Metode ini secara tidak langsung juga mengajarkan etika menghargai orang lain. Pentingnya pendidikan oleh orang tua kepada nakanya seringkali digambarkan oleh Nabi bukan hanya dalam konteks keteladanan, kasih sayang, akhlak dan moral tapi juga oleh rasio. Rasulullah bersabda: “Ajarkanlah kebaikan (etika dan moral) kepada anak-anakmu (laki-laki dan perempuan) dan keluargamu (istri atau suami) dan didiklah mereka”.

Monday, September 3, 2012